Pentingnya tuntas fitrah seksualitas menjadi topik yang diangkat oleh ketiga tim yang berkolaborasi dalam rangka Coffe for Change ekosistem Ibu Pembaharu. Kami mendapuk dr. Dewi Inong, Sp., KK., FINSDV, FAADV. Dengan moderator dr. Fatkhauli Salviani, M. Kes, dari Tenderlove, Nurhasnah Hasan, Nurhilmiyah, Sri Tantri Sintia Indriati, Ika Damayanti dari Kaizen, dan Manda Ria dari Rumah Asa.
Sumber: Parenting Dream / Ilustrasi ketahanan keluarga |
Mengapa Tuntas Fitrah Seksualitas Menjadi Sangat Penting untuk Dicapai?
Adapun fitrah seksualitas telah didapatkan materinya oleh Ipers di Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Sehingga perlu mengingat dan mengamalkan ilmu yang diperoleh secara konsisten di keluarga masing-masing dan masyarakat sekitar.
Mendidik fitrah seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya. Dalam buku Fitrah Based Education (FBE), fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati. Inilah yang harus dipahami oleh ayah-bunda berikut anak-anaknya.[1]
Waspadai Liberalisme Zina
- Pergaulan
- Perilaku
- Lingkungan
- Budaya
- Keluarga hancur (brokenhome)
- Ayah "tiada" (hilangnya peran/sosok ayah dalam keluarga) fatherless country
- Korban kejahatan seksual
- Prostitusi/uang
Penyakit Akibat Perilaku Seksual Menyimpang
Berikut Infeksi Menular Seksual (IMS) Akibat Zina dan LGBTQ:
- Klamidia, disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
- Sifilis, atau penyakit raja singa yang disebabkan bakteri Treponema pallidum.
- Gonore atau kencing bernanah, yang terjadi karena adanya infeksi dari bakteri Neisseria gonorrhoeae.
- Infeksi jamur.
- Kutil kelamin.
- Herpes simplex, yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex yang menyerang kulit, mukosa, dan saraf manusia.
- Hepatitis B, yang ditandai dengan gejala, seperti kelelahan, mual muntah, sakit perut, demam, dan diare.
- mudah tertular HIV/AIDS, terjadi akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merusak sistem kekebalan tubuh.[5]
- kelamin - anal
- kelamin - kelamin
- kelamin - oral
- kelamin - alat
- kelamin - tangan
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Buah Hatinya?
Pentingnya menjaga komunikasi dengan anak-anak |
Berikut panduan yang dapat diikuti ayah dan bunda di rumah untuk diterapkan bersama anandanya:
- Meluruskan terlebih dahulu tujuan berkeluarga, yaitu untuk mencari rida Allah, berkumpul bersama di surga nanti.
- Mari kita didik anak kita agar memiliki iman dan imun dengan mengenali dampak buruk dari zina dan LGBTQ. Caranya dengan menuntaskan fitrah seksualitas, anak laki-laki harus dekat dengan ayahnya, anak perempuan harus dekat dengan ibunya di fase pra-aqil baligh ( usia anak 7- 10 tahun) dalam persiapan menuju fase akil baligh. Perlu ketahanan keluarga agar anak imun. Memberikan pemahaman fitrah seksual pada anak itu agar imun bukan steril.
- Remaja dipahamkan tentang pacaran. Namun dengan cara yang dapat diterima oleh anak seusianya. Remaja boleh naksir kepada lawan jenis, karena itu adalah fitrahnya pada fase aqil baligh. Yang tidak boleh adalah pacaran karena perbuatan mendekati zina. Untuk proses lebih lanjut ketika dia mencapai usia matang dan dewasa siap menikah. Maka lakukanlah proses ta'aruf sebagaimana yang diajarkan syariat Islam.
- Sosok ayah harus ada di sisi anaknya. Remaja yang kecanduan narkoba itu salah satu penyebabnya karena rindu sosok ayah. Anak laki-laki itu perlu dekat dengan ayahnya, agar lebih terbuka berkomunikasi dengan ayah. Ayah itu pembuat konsep, ibu pelaksana konsep. Jika ayah tiada karena wafat atau LDR, maka upayakan ada sosok ayah pengganti, bisa paman atau ustaz yang dipercaya bisa mengarahkan anak ke jalan yang benar.
- Jika anak ingin curhat meluapkan perasaannya entah itu marah, sedih atau gembira, afirmasi perasaannya, jangan lantas menasehati. Biarkan anak menjadikan orang tua sebagai sahabat terbaiknya. Mendidik dengan cinta dengan menanyakan perasaan anak, peluk, dengarkan.
- Buat family forum, kumpul keluarga seminggu sekali tanpa gawai sama sekali. Ungkapkan bahwa dalam hidup ini ada peraturan dari Allah SWT, peraturan dari pemerintah, dari sekolah, dan dari orang tua yang harus ditaati anak. Misalnya jam tidur, pukul 10 malam wifi dihentikan, gadget (PC/laptop, HP) dimatikan, dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lemari, dikunci. Seluruh anggota keluarga mematuhi jam tidur dengan disiplin, sembari menunjukkan manfaat tidur teratur. Biasanya anak bangun untuk salat malam dan belajar, boleh mendengarkan musik kesukaannya sambil mengerjakan PR.
- Alokasikan waktu khusus untuk tiap anak, satu anak satu waktu dalam seminggu sekali. Jika memiliki 4 anak maka dalam sebulan masing-masing anak mendapatkan jatah nge-date dengan ayah/bundanya. Hal ini penting untuk mengetahui perkembangan pemikiran, perasaan dan menyampaikan parenting yang baik-baik untuk anak.
- Ayah bunda harus satu suara, kompak, dan tidak bertengkar di depan anak. Karena jika memperlihatkan hal yang demikian, memberikan perasaan insecure pada anak yang dapat memengaruhi kepercayaan diri dan prestasinya di sekolah. Termasuk ayah dan bunda jangan saling menjelekkan satu sama lain di depan anaknya.
- Anak usia 2 tahun sudah bisa tidur di kamar lain, agar memberikan waktu berdua ayah dan bunda. Kuantitas dan kualitas berhubungan suami-istri secara teratur bagi orang tua memberikan sederetan dampak positif bagi harmonisnya rumah tangga, emosi, dan sikap orang tua terhadap anak.
- Kesehatan bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya tiada berarti. Keluarga harus sehat agar semuanya bisa belajar, berkarya, dan bekerja dengan baik.
Kesimpulan
[1] https://institutibuprofesional.com/apresiasi-bunsay-5-level-11-mendidik-fitrah-seksualitas/
[2] Roby Yansyah, Rahayu, Globalisasi Lesbian,Gay, Biseksual, Dantransgender (LGBT):Perspektif HAM Dan Agama Dalam Lingkup Hukum Di Indonesia, Jurnal Law Reform, Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018, Program Studi Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
[3] https://www.kemhan.go.id/badiklat/wp-content/uploads/2021/06/tmp_23263-HANJAR-PROXY-WAR-1197984620.pdf
[4] Hasnah, Sattu Alang, Lesbian, Gay, Biseksual Dan Transgender (LGBT)) Versus Kesehatan: Studi Etnografi, Jurnal Kesehatan, Vol 12 No 1 Tahun 2019, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
[5] https://www.suara.com/lifestyle/2020/10/31/140156/apa-itu-seks-bebas-ketahui-penyebab-dan-dampak-buruknya#:~:text=Dampak%20Seks%20Bebas&text=Klamidia%2C%20disebabkan%20oleh%20bakteri%20Chlamydia,Infeksi%20jamur.Notulensi webinar Coffe for Change Pentingnya Tuntas Fitrah Seksualitas, 19 Juni 2022.
[6] Iman Abdurrakhman, Pergeseran Makna Terminologi Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), https://pph.atmajaya.ac.id/berita/artikel/pergeseran-makna-terminologi-lelaki-seks-dengan-lelaki-lsl/
[7] dr. Verury Verona Handayani, Penjelasan Perbedaan Mendasar dari HIV dan AIDS, https://www.halodoc.com/artikel/penjelasan-perbedaan-mendasar-dari-hiv-dan-aids
[8] dr. Rizal Fadli, Seberapa Efektif Penggunaan Kondom untuk Mencegah HIV?https://www.halodoc.com/artikel/seberapa-efektif-penggunaan-kondom-untuk-mencegah-hiv
Disarikan dari notulensi dan video Zoom webinar Coffe for Change Pentingnya Tuntas Fitrah Seksualitas, 19 Juni 2022.
Posting Komentar