Menjalin Komunikasi dengan Anak Lelaki (Bagian 1)

       


 

            Setiap hari lelaki dan perempuan selalu berkomunikasi, suami dengan istri, ibu dengan anak lelakinya, kakak perempuan dengan adik lelakinya, bahkan antar teman di kantor. Komunikasi ini tidak jarang menimbulkan konflik, karena adanya perbedaan bentuk komunikasi antara lelaki dan perempuan. Namun seringkali perbedaan ini tidak dipahami, baik oleh lelaki maupun perempuan. Lelaki dan perempuan memang berbeda, baik dari segi fisik, pikiran maupun perasaan. Perbedaan inilah yang berpotensi menimbulkan konflik, jika tidak dipahami dengan baik. Walaupun sejatinya perbedaan hadir untuk saling melengkapi. 

Hal ini berlaku juga dalam keseharian kita sebagai seorang ibu, dalam memahami cara berkomunikasi dengan anak lelaki kita. Tidak jarang terjadi perdebatan, selisih paham antara ibu dengan anak lelakinya hanya karena perbedaan komunikasi yang tidak dipahami oleh kedua belah pihak. Karena itu, penting bagi seorang ibu memahami perbedaan cara berkomunikasi antara lelaki dan perempuan, supaya bisa diterapkan dalam keluarga, khususnya bagi anak lelakinya, supaya hubungan ibu dengan anak lelakinya makin terjalin dengan erat.


Mari kita bahas satu persatu perbedaan antara lelaki dan perempuan, yang mendasari terjadinya perbedaan komunikasi.


Single Tasking dan Multitasking

Lelaki adalah makhluk single tasking atau fokus melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu, berkebalikan dengan perempuan yang muti tasking atau bisa mengerjakan beberapa pekerjaan yang tidak berhubungan dalam satu waktu.

Faktanya, perbedaan ini terjadi karena Corpus Collosum perempuan lebih tebal 30 persen daripada lelaki, sehingga otak kanan dan otak kiri tersambung, mengakibatkan perempuan bisa mutitasking. Perbedaan Corpus Collosum ini juga yang menyebabkan lelaki cepat fokus setelah 10 menit. Dan saat sedang fokus, pendengaran lelaki akan menurun, sehingga tidak akan mendengar jika dipanggil.

Sepertinya hal ini familiar ya bun, terbiasa memanggil anak lelaki dalam beberapa hitungan, yang akhirnya nada suara akan semakin meninggi karena si anak tidak kunjung bereaksi. Ataupun meminta tolong/menyuruh anak lelaki mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, yang akhirnya tidak ada satupun yang selesai.

Sadarkah bunda jika itu bukan berarti mereka tidak mau mendengar atau tidak mau menurut perintah kita, tetapi karena mereka memang berbeda.

Tipsnya adalah saat kita ingin meminta tolong/menyuruh anak lelaki, lakukan satu persatu, jangan sekaligus dan gunakan kalimat yang pendek, sehingga mereka akan lebih paham. Misal saat persiapan sekolah di pagi hari, ingatkan anak lelaki satu persatu, ayo mandi dulu mas, setelah selesai baru diingatkan untuk sarapan dan seterusnya. 

Selanjutnya saat memanggil anak dan mereka sedang fokus dengan gadget/nonton TV, jangan pernah memanggil dari kejauhan, karena tidak akan terdengar oleh mereka (saat fokus pendengarannya akan berkurang). Lebih baik dekati anak lelaki kita, tepuk bahunya dan sampaikan keinginan kita. Insyaallah si anak akan menerima dengan senang hati dan ibu pun akan berkurang kebawelannya.



Jumlah Komunikasi Harian

Jumlah komunikasi harian antara lelaki dan perempuan berbeda. Komunikasi yang dimaksudkan di sini termasuk kata-kata, bunyi vokal dan olah tubuh. 

Dalam sehari perempuan mengeluarkan 6.000 sampai 8.000 kata, 2.000 sampai 3.000 bunyi vokal dan 8.000 sampai 10.000 gerakan tubuh. Sedangkan rata-rata jumlah komunikasi perempuan sebanyak 20.000 kata-kata.

Sementara itu lelaki dalam sehari mengeluarkan 2.000 sampai 4.000 kata, 1.000 sampai 4.000 bunyi vokal dan 2.000 sampai 3.000 gerakan tubuh. Sedangkan rata-rata jumlah komunikasi lelaki sebanyak 7.000 kata-kata.

Perbedaan ini sepertinya sudah menunjukkan dengan jelas kenapa perempuan lebih cerewet daripada lelaki. Dan ini berlaku juga kepada anak-anak kita. Dari sini bunda seharusnya memahami kenapa anak lelaki sulit diajak berbicara, terkadang kalau tidak ditanya, tidak akan mau bercerita sendiri. Hal ini memang kodrat anak lelaki ya bun. Jadi jika ingin anak lelaki bunda bisa bercerita, sering-seringlah bertanya atau berbicara kepadanya. Namun bunda juga harus paham jika jawabannya singkat-singkat, tidak panjang lebar, sehingga bunda pun bisa terhindar dari baper (bawa perasaan).



Berpikir dengan Logika dan Perasaan

Lelaki berpikir dengan akal. Jika ada masalah, maka akan segera mencari solusi. Dengan menggunakan akal, mereka pun lebih obyektif.

Sedangkan perempuan berpikir dengan perasaan, melibatkan emosinya. Jika ada masalah, perempuan cenderung memikirkan/merenungi hingga butuh waktu untuk mencari solusinya, sehingga perempuan terkadang terlihat lebih rumit.

Bagaimana dengan anak lelaki kita? Jika bunda perhatikan, anak lelaki biasanya memang lebih cepat mencari solusi atas suatu masalah.

Dan salah satu yang terpenting dalam hal ini adalah dilarang berbicara menggunakan kode pada anak lelaki kita. Jika ingin menyampaikan sesuatu kepada anak lelaki, silakan langsung dibicarakan to the point ya bun.


                                                                                        

Perbedaan Sudut Pandang Mata

Ternyata sudut pandang mata lelaki dan perempuan pun berbeda. Kornea dan retina mata lelaki memanjang lurus, tidak bisa melebar. ini menyebabkan sudut pandang mata lelaki sempit. Sedangkan perempuan memiliki kornea dan retina mata yang melebar, sehingga sudut pandang perempuan lebih luas. 

Hal inilah yang menyebabkan lelaki sering kesulitan mencari suatu barang, termasuk anak lelaki kita.

Sehingga jika anak lelaki kita mencari sesuatu, lebih baik dibantu mencarikan, karena mereka benar-benar tidak kelihatan walaupun benda yang dicari ada di hadapannya.

                                                                                                         

Kontak Mata

Perempuan lebih menyukai kontak mata daripada lelaki. Hal ini dikarenakan lelaki merasa tidak nyaman saat harus melakukan kontak mata, karena mereka lebih senang melihat ke suatu benda. Hal ini berpengaruh ke anak lelaki kita. Jika kita sedang berbicara atau menasehati mereka, jangan meminta supaya si anak memandang kita, karena tidak akan nyaman sekali baginya. Lebih baik kita meminta supaya dia menyimak baik-baik semua perkataan kita, walaupun tanpa memandang kita.



Perkembangan Otak

Perbedaan perkembangan otak pun terjadi pada lelaki dan perempuan. Sebagaimana kita ketahui, otak kanan adalah otak yang berhubungan dengan kreatif, warna, artistik, visualisasi, intuisi, gagasan, khayalan, holistik, musik, bentuk dan ruang. Sedangkan otak kiri adalah otak yang berhubungan dengan mengingat kata-kata, matematika, verbal, logis, fakta, analisa, syair, nyanyian, liner, detail dan lebih teratur.

Pada anak lelaki, otak kanan berkembang terlebih dahulu, sedangkan pada anak perempuan, otak kanan dan otak kiri berkembang dengan sempurna. Ini yang menyebabkan anak perempuan usia sekolah cenderung lebih pintar dalam segala hal.

Namun berbeda dengan anak lelaki, yang memiliki otak kanan berkembang terlebih dahulu. Hal inilah yang menyebabkan anak lelaki yang berusia kurang dari 18 tahun terkesan santai, cuek dan tidak serius. Kemudian setelah berusia 18 tahun, otak kanan dan otak kiri anak lelaki berkembang bersama, sehingga anak akan lebih dewasa dan mulai serius dengan kehidupannya.

Jadi bagi para ibu, jika anak lelaki anda yang berusia di bawah 18 tahun, dalam kesehariannya terlihat santai, cuek, tidak serius, bersabarlah bu. Mereka sedang berproses menuju dewasa. 



Demikian beberapa perbedaan antara lelaki dan perempuan yang wajib dipahami oleh para orangtua supaya bisa memperlakukan anak-anak sesuai dengan perkembangan mereka masing-masing.




Post a Comment