Pengalaman Menerapkan Komunikasi Produktif Bersama Remaja

Saya ibu empat anak dengan anak pertama sudah berusia jelang 17 belas tahun. Di satu sisi senang sekali melihat perkembangan anak melaju pesat menuju usia dewasa muda. Namun di sisi lain ada semacam kekhawatiran jika rutinitas yang begitu menyita waktu dalam keseharian, memberikan jarak pada kami untuk saling memperhatikan, berbagi kasih sayang, dan  berkomunikasi produktif.

Komunikasi Produktif Penting Bagi Remaja

Dalam ajaran Islam tidak ada fase remaja, yang ada adalah anak-anak dan dewasa. Istilah remaja baru dikenalkan psikolog barat pada dunia ketika Revolusi Prancis di abad 20. Usia kerja membludak pada waktu itu jika orang yang berusia 15 tahun dikategorikan dewasa. 

Penyebutan remaja berdampak pada ketidakmandirian anak. Secara fisik sudah bukan anak-anak lagi, namun psikis dan pemikirannya belum disiapkan untukj jadi dewasa.

Hal inilah yang membuat komunikasi produktif menjadi sangat penting bagi remaja.Apalagi anggapan yang kadung berkembang di masyarakat bahwa remaja itu adalah masa galau-galaunnya, masa paling suram, masa pemberontakan. 

Benarkah demikian? Bisakah anak-anak kita yang menginjak usia belasan tahun diajak berkomunikasi secara produktif dalam rangka menyiapkannya menjadi orang dewasa?

komunikasi produktif keluarga adaptif
Diedit dengan Canva

Apalagi Bunda Elly Risman, psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati jauh-jauh hari telah menyampaikan kalau tujuan pengasuhan itu hanya dua. Membentuk kebiasaan positif dan meninggalkan kenangan yang baik tentang orang tuanya, sepeninggal ayah dan bundanya kelak. 

Anak yang dibiasakan berkomunikasi produktif akan melanjutkan hal-hal yang baik ini di masa depannya. Pada anak-anaknya dan lingkungan sekitarnya. Pasangan, rekan kerja, tetangga, dan siapa saja yang ditemuinya.

Pengalaman Berkomunikasi Produktif dengan Si Kakak

Putri sulung saya sebenarnya anak yang asyik diajak ngobrol. Hanya saja kita yang harus proaktif pedekate terlebih dahulu ke anaknya. Misalnya kala melihatnya sudah selesai belajar di kamar, rebahan melepas lelah mengerjakan PR, sudah makan, sudah salat juga, nah saat itu saya mencoba membuka pembicaraan dengannya.

Usaha saya memilih waktu yang tepat ini sesuai dengan salah satu kaidah komunikasi produktif yaitu Choose the right time. Pilih waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Adapun poin yang ingin saya sampaikan adalah, agar si kakak tidak mepet bangun pagi besok. 

Biasanya selepas subuh ia akan memulai kegiatan pribadi seperti mandi, namun seperti dengan sengaja, kadang sehabis salat rebahan lagi pakai mukena di atas kasur. Katanya karena melihat jam masih ada waktu beberapa menit. Tentu saja saya khawatir tidur-tidur ayamnya kebablasan dan akhirnya mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah jadi terburu-buru.

Solusinya agar tidak terlalu mengantuk di pagi harinya, mengerjakan tugas sekolah tidak sampai larut malam. Mau tidak mau si kaka mesti menaat jadwal yang sudah disusunnya sendiri. Sebenarnya saya ingin menyampaikan poin lainnya, yaitu belajar menyisihkan waktu untuk menyiapkan sarapan juga. Saya tidak ingin ia menjadi home service generation yang apa-apa dilayani. 

Tetapi sepertinya saya harus menerapkan gaya komunikasi produktif yang KISS (Keep Information Short and Simple). Malam ini tentang tiduran habis salah subuh saja dulu yang diperbincangkan bersama. Mengenai belajar menyiapkan sarapan insyaallah besok saja.

Saya juga tidak ingin pesan yang ingin disampaikan malah tidak menginternal dalam diri anak. Sekadar bertukar cerita dan informasi semata tanpa ada ruh di dalamnya. 

Kesimpulan

Pengalaman menerapkan komunikasi produktif bersama remaja sama saja dengan anak-anak yang lain, pun dengan pasangan yang notabene sudah dewasa. Tetap gunakan kaidah dan gaya dalam komunikasi produktif. 

Bersama anak sulung saya yang berusia 16-an tahun saya mengimplementasikan kaidah choose the right time, yaitu saat ia selesai mengerjakan PR, sesudah salat, dan setelah makan. Saat ia sedang santai dan tampak tanpa beban.

Demikan artikel kali ini, jika ada saran dan masukan dari teman-teman dipersilakan mengisi kolom komentar ya, terima kasih.


Referensi:

https://komunikasiproduktifkeluarga.blogspot.com/2021/12/anakku-sang-problem-solver-acara-mini.html
https://wartapilihan.com/istilah-remaja-tidak-ada-dalam-islam/
https://reisha.net/iip/bunda-sayang-komunikasi-produktif/














Post a Comment