Rahasia Berkomunikasi Dengan Anak Digital Native

Haii ayah bunda, 

Pernah ga sih, kita heran ketika melihat batita kita lihai memainkan gawai atau gadget kita? Bahkan tak jarang anak-anak ada yang bisa membuka channel kesukaan mereka dan memahami ikon-ikon social media?  

Anak-anak digital native adalah anak-anak yang sejak lahir sudah diliputi oleh kecanggihan teknologi. Pengasuhan pada anak-anak ini pun seakan tak sama dengan saat para orang tua dibesarkan. Setiap hari kita berbicara dengan anak-anak kita. Dari sekian banyak komunikasi yang kita lakukan, apakah membekas di hatinya? Jangan sampai kedekatan kita di gantikan dengan teknologi yang menemani anak-anak kita. 

Kali ini Tim Kaizen akan menuliskan Rahasia Berkomunikasi dengan anak digital native :


  1. Sediakan waktu untuk anak.

Di tengah kesibukan orang tua, pastikan kita tetap menyediakan waktu setiap harinya untuk buah hati kita. Waktu yang kita sediakan bisa saat makan bersama, bersantai bersama sambil menikmati teh, olahraga bersama dan lainnya. Namun tentunya ada hal-hal yang harus di lakukan agar waktu yang kita sediakan terasa istimewa, yaitu : 

  1. Matikan semua gadget, baik handphone, tv, laptop dan lain-lain. 

  2. Lakukan kontak mata

  3. Jangan menyela ketika anak sedang bercerita. 

  4. Menahan untuk berkomentar ketika anak mengungkapkan pendapat. 


  1. Jika anak anda lebih dari satu orang, sediakan waktu untuk masing-masing anak. 

Hal ini sangat penting dilakukan agar anak tahu masing-masing dirinya memiliki keistimewaan. Selain mendekatkan anak dengan orang tua, hal ini membuat orang tua fokus kepada anak.


  1. Menjadi pendengar yang baik

Memberi kesempatan anak untuk berbicara dan orang tua mendengar ceritanya. Hal ini membuat anak merasa dihargai dan juga mempererat hubungan anak dengan orang tua. 


  1. Fokus kepada permasalahan, bukan pribadi nya 

Ketika anak melakukan kesalahan fokuslah pada permasalahannya, bukan pada pribadi anak. Misalkan anak memecahkan gelas, maka fokus kita adalah bagaimana memberi tahu dan membantu anak cara membersihkan pecahan gelas, bagaimana berhati-hati membawa dan menaruh gelas di lain waktu. Sebaiknya, kita harus menghindari menyalahkan anak apalagi memaki anak. 


  1. Tunjukkan kehangatan dan apresiasi 

Di suatu artikel yang pernah saya baca, kenapa anak cenderung menyukai game adalah karena mereka mendapat "apresiasi" dari game tersebut. Jika menang mendapat hadiah tertentu atau ucapan semacam "good job", "you're great" dll jika belum menang pun di game tidak disalahkan tetapi di beri semangatt "try again" dan kalimat sejenis. 

 


 

 

Ayah bunda, Kehangatan dan apresiasi dari orang tua sangat dibutuhkan anak. Sekecil apapun apresiasi dan kehangatan kita akan berbekas di hati anak-anak kita. 

Menunjukkan kehangatan dan apresiasi kepada anak bisa ditunjukkan antara lain dengan: 

  • Menanyakan keseharian anak. Misalkan menanyakan kejadian-kejadian seru dan lucu di sekolah tadi.

  • Menemani anak melakukan hobinya dan mengapresiasi capaian anak

  • Mengurangi kesalahpahaman dengan cara mengkonfirmasi dengan baik kepada anak

  • Mengajarkan anak untuk mencari solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak jika terdapat permasalahan.


  1. Tetap terkoneksi dengan anak melalui gadget

Pada masa sekarang ini ketika kerap orang tua harus bekerja, gadget bisa membantu untuk tetap terkoneksi dengan anak-anak. Menelepon anak, saling berkirim foto, artikel, doa harian, bacaan al quran atau bertanya kabar membuat anak merasa diperhatikan.

Meskipun hal ini tidak bisa menggantikan kehadiran orang tua secara langsung, karena dengan bertemu langsung, anak-anak bisa secara langsung berbicara, melihat gesture, mimik dan orang tua bisa melakukan sentuhan kepada anak. 


Sebelum memberikan gadget kepada anak, orang tua juga harus memberitahukan mengenai : 

  1. Nilai-nilai agama dan keluarga kepada anak

  2. Menetapkan batasan, mendiskusikan dan memberitahu anak tentang batasan boleh dan tidak boleh

  3. Mendorong komunikasi terbuka


Selamat membersamai anak digital native

Komunikasi produktif, keluarga adaptif


Surabaya, 07/01/2022

Ika Damayanti - Tim Kaizen 


Sumber : 

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/young-children-and-communication#bhc-content


http://www.froddo.com/8-steps-to-better-family-communication


https://www.mentalhelp.net/blogs/7-tips-for-effective-communication-with-your-school-aged-child/

Post a Comment